7 gejala Lepra Yang Suka Diamati Dan Muncul Sangat Lambat

Kenali Beberapa Gejala Lepra

 

Gejala Lepra

Gejala Lepra – Penyakit yang menyerang area kulit ini sudah ada sezak zaman dulu, penyakit ini adalah penyakit kusta. Kusta merupakan penyakit kronis namun dapat disembuhkan, terutama pada lesi kulit dan saraf.

Penyakit kusta ditandai dengan bercak-bercak berwarna terang di area kulit disertai dengan berkurangnya kemampuan.

Pengertian Kusta

merupakan penyakit yang dapat menular dengan cara melakukan kontak fisik dengan orang yang memiliki penyakit kusta dan penyakit kusta dapat menyerang kulit, sistem saraf, perifer, selaput lendir pada saluran pernapasan atas, serta mata. Bagian saraf yang di serang oleh kusta dapat menyebabkan penderitana mati rasa. oleh karena itu, kita harus hati-hati.

 

Kusta juga disebabkan oleh sejenis bakteri yang memerlukan waktu 6 bulan hingga 40 tahun untuk berkembang di dalam tubuh. Oleh karena itu, orang yang terkena kusta akan mengalami tanda dan gejala setelah bakteri menginfeksi tubuh penderita selama 2 hingga 10 tahun.

Meskipun, dulu sempat menjadi penyakit yang ditakuti, saat ini kusta tergolong penyakit yang mudah di obati. Kenyataannya, hingga saat ini beberapa daerah di Indonesia masih dianggap sebagai Kawasan endemic kusta oleh organisasi Kesehatan Dunia atau WHO.

Gejala Kusta

Gejala Lepra – kusta dan tanda kusta sukar di amati dan muncul sangat lambat. Beberapa di antaranya adalah :

mati rasa. Tidak bisa merasakan perubahan suhu hingga kehilangan sensasi
Pembesaran pembuluh darah, biasanya di sekitar siku dan lutut.
Perubahan bentuk atau kelainan pada wajah
Muncul luka tapi tidak terasa sakit
Kerusakan mata. Kerusakan pada mata membuat mata menjadi kering dan jarang mengedip biasanya dirasakan sebelum muncul tukak berukuran besar.
Lemah otot atau kelumpuhan.
Hilangnya jari jemari.

Organisasi Kesehatan Dunia menggolongkan kusta menjadi dua jenis berdasarkan kondisi luka pada kulit penderita yaitu :

Paucibacillary. Terdapat luka kulit tanpa bakteri penyebab Lepra pada bercak kusta di kulit
Multibacillary. Terdapat luka kulit dengan bakteri penyebab Lepra pada bercak kusta di kulit

Penyebab Kusta dan Faktor Risiko

Bakteri Mycobacterium Leprae menjadi penyebab utama kusta. Bakteri ini tumbuh pesat pada bagian tubuh yang bersuhu lebih dingin seperti tangan, wajah, kaki, dan lutut.
M. Leprae termasuk jenis bakteri yang hanya bisa tumbuh berkembang di dalam beberapa sel manusia dan hewan tertentu. Cara penularan bakteri ini adalah melalui cairan hidung yang biasanya menyebar ke udara ketika penderita batuk atau bersin.
Selain penyebab utamanya, ada juga faktor-faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang untuk mengidap penyakit ini. Beberapa faktor risiko tersebut meliputi :

– Melangsungkan kontak fisik dengan hewan Penyebar bakteri kusta tanpa sarung tangan. Beberapa diantaranya adalah armadillo dan simpanse afrika.
– Melangsungkan kontak fisik secara rutin dengan penderita kusta.
– Bertempat tinggal di Kawasan endemik kusta.
– Menderita cacat genetik pada sistem kekebalan tubuh.

Diagnosis Kusta

Kebanyakan kasus kusta di diagnosis berdasarkan temuan klinis, karena penderita biasanya bertempat tinggal di daerah yang minim peralatan laboratorium. Bercak putih atau merah pada kulit yang mati rasa dan penebalan saraf perifer ( saraf yang terletak di bawah kulit dapat teraba membesar bahkan terlihat) seringkali dijadikan dasar pertimbangan diagnosis klinis. Pada Kawasan endemic kusta, seseorang bisa dianggap mengidap kusta apabila menunjukkan salah satu daru dua tanda utama berikut ini :
– Adanya bercak pada kulit yang mati rasa
– Sampel dari usapan pada kulit positif terdapat bakteri penyebab kusta

Pengobatan Kusta

Akan tetapi, Mayoritas atau kebanyakan penderita kusta yang di diagnosis secara klinis akan diberi kombinasi antibiotic sebagai langkah pengobatan selama 6 bulan hingga 2 tahun. Dokter harus menentukan apa saja jenis kusta serta tersedianya tenaga medis yang mengawasi penderita untuk menentukan jenis, dosis antibiotik, serta durasi pengobatan.
Pembedahan umum biasanya dilakukan sebagai proses lanjutan setelah pengobatan antibiotik. Tujuan prosedur pembedahan bagi penderita kusta meliputi :

– Menormalkan fungsi saraf yang rusak
– Memperbaiki bentuk tubuh penderita yang cacat
– Mengembalikan fungsi anggota tubuh

Risiko komplikasi kusta dapat terjadi tergantung dari seberapa cepat penyakit tersebut di diagnosis secara efektif. Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi jika kusta terlambat di obati adalah :

– Mati rasa atau kebas. Kehilangan sensasi yang merasakan rasa sakit yang bisa membuat orang berisiko cidera tanpa menyadari dan rentan terhadap infeksi.
– Kerusakan saraf permanen.
– Cacat progresif. Contohnya kehilangan alis, cacat pada jari kaki, tangan dan hidung.