9 Jenis Tanah Yang Paling Bagus Untuk Pertumbuhan Tanaman adalah
Sebagai media tanam, tanah memegang peranan penting dalam proses pertumbuhan tanaman. Oleh karena itu, Anda perlu memilih jenis Tanah Yang Paling Bagus Untuk Pertumbuhan Tanaman dan memiliki kualitas terbaik agar tanaman dapat tumbuh subur dan optimal.
Jenis tanah terdiri dari berbagai jenis dan masing-masing memiliki manfaat yang berbeda-beda. Agar tidak salah memilih jenis Tanah Yang Paling Bagus Untuk Pertumbuhan Tanaman, pelajari jenis-jenis berikut ini. Tanah-tanah ini juga tersebar di seluruh Indonesia.
Tanah terdiri dari batuan organik yang terbentuk oleh pelapukan batuan dan mineral dalam jangka waktu yang lama. Peranannya cukup penting dalam siklus hidup yang terjadi di bumi karena tanah mengandung unsur hara yang merupakan sumber kehidupan bagi tumbuhan, sedangkan tumbuhan merupakan bagian pertama dari rantai makanan. Meskipun tanaman umumnya bergantung pada tanah untuk hidupnya (karena sebagian besar nutrisi mereka berasal dari tanah). Namun dari berbagai jenis tanah yang ada di sekitar kita, tidak semuanya cocok untuk digunakan sebagai media tanam bagi tanaman.
Ciri-ciri tanah subur untuk tanaman
- Tanah mengandung banyak unsur organik.
- PH tanah bervariasi dari> 6 sampai <8.
- Tanah tidak mengeras setelah tanam.
- Kelembaban tanah tinggi, bahkan di musim kemarau.
- Ini tidak memiliki lapisan tetap.
- memiliki lapisan humus yang tebal.
- Bumi memiliki konsistensi lempung.
- Tanah yang kaya akan biota tanah.
- Tanah dapat ditanami berbagai jenis tanaman.
Untuk memudahkan anda yang suka bercocok tanam, kali ini kita akan membahas Tanah Yang Paling Bagus Untuk Pertumbuhan Tanaman.
Tanah Yang Paling Bagus Untuk Pertumbuhan Tanaman
1. Tanah Regosol
Jenis Tanah Yang Paling Bagus Untuk Pertumbuhan Tanaman, yang pertama adalah tanah regosol. Medan ini berasal dari agen atmosfer material yang dikeluarkan oleh letusan Gunung Merapi atau dari aktivitas vulkanik (seperti lapili, pasir, debu dan lava). Dari segi pertumbuhan, jenis tanah ini belum mengalami perkembangan yang sempurna. Sifat fisik tanah regosol, memiliki tekstur kasar dengan pH 6-7. Meski dikatakan subur, jenis tanah ini tidak bisa ditanami sembarang tanaman. Ini memiliki sifat yang sulit untuk menahan air.
Tanaman yang tidak terlalu membutuhkan air sangat cocok ditanam di sini. Inilah sebabnya mengapa kebanyakan orang yang tinggal di daerah pegunungan yang meletus lebih sering menanam tanaman yang tidak terlalu membutuhkan banyak air.
2. Tanah Orgonosol
Sama halnya dengan tanah regosol, tanah orgnosol juga dapat kita temukan di Indonesia. Pembentukan tanah orgonosol berasal dari agen atmosfer dan dari dekomposisi bahan organik. Biasanya tanah ini akan lebih mudah ditemukan di daerah rawa (daerah yang banyak mengandung air). Oleh karena itu, jika karakteristiknya banyak mengandung air, tanah ini secara fisik lebih lunak daripada tanah biasa.
Tanah humus
Tanah humus merupakan bagian dari jenis tanah orgonosol. Dilihat dari kesuburannya, tanah humus merupakan tanah yang paling subur di antara jenis tanah orgonosol lainnya. Secara fisik tanah ini memiliki warna hitam pekat, seperti jati diri yang kaya akan unsur hara. Dalam bidang pertanian, jenis tanah ini biasanya digunakan sebagai media sayuran untuk menanam padi.
Anda akan lebih mudah menemukan tanah humus di Sumatera, Sulawesi, Kalimantan dan sebagian Jawa. Maka tidak heran jika daerah-daerah tersebut termasuk penghasil pertanian terbesar dibandingkan dengan Papua yang memiliki jenis tanah yang berbeda-beda.
Tanah Gambut
Meskipun tanah gambut berasal dari tetua yang sama dengan tanah humus, yaitu tanah regosol, keduanya memiliki dua sifat yang sangat berbeda. Berdasarkan kandungan bahan organik yang ada, tanah gambut juga termasuk tanah yang banyak mengandung bahan organik. Namun, ia memiliki sifat asam. Kita tahu bahwa proses hujan asam adalah peristiwa terburuk yang dapat merusak banyak hal di bumi, termasuk tanaman. Bagaimana jika tanah mengandung asam?
Tanah yang mengandung asam tidak mudah untuk ditanami dengan bibit tanaman yang berbeda. Sampai saat ini, tanah gambut umumnya digunakan untuk menanam kelapa sawit. Seperti di Kalimantan dan Sumatera.
3. Tanah Latosol
Jenis tanah yang baik untuk tanaman ketiga adalah tanah latosol. Tanah ini terbentuk dari aktivitas alterasi batuan sedimen dan batuan metamorf. Secara umum kandungan nutrisi ini rendah hingga sedang. Namun kelebihan tanah dari tanah latosol ini mampu menahan erosi karena struktur tanahnya dapat menyerap air dengan baik.
Kandungan bahan organiknya bervariasi dari 3-9%, tetapi biasanya hanya sekitar 5%. Warna ungu-coklat dengan pH 4,5-6,5 adalah hal yang menarik. Dengan sifat-sifat warna bumi, Anda dapat menemukannya dengan mudah. Namun dengan Ph sebesar itu, mengapa tanah ini tergolong subur?
Ternyata tanah yang juga memiliki nama lain inceptisol ini memiliki kandungan kimia yang kurang baik. Namun, disinilah melengkapi kekayaan jenis tanah di Indonesia, karena ada tanaman yang sangat membutuhkan jenis tanah ini. Seperti di sawah. Yaitu nasi, sayur dan buah.
4. Tanah Aluvial
jenis Tanah Yang Paling Bagus Untuk Pertumbuhan Tanaman selanjutnya adalah Tanah aluvial, Tanah aluvial tergolong tanah muda, terbentuk dari endapan material halus di saluran air. Oleh karena itu, kita akan dengan mudah menemukannya di sekitar aliran hilir. PH rendah (5,3-5,8) menjadi salah satu keunggulannya karena kondisi memudahkan petani dalam memotong. Pada umumnya tanah aluvial berwarna abu-abu dengan struktur gembur.
Tidak ada data kandungan unsur tanah aluvial yang merupakan gambaran umum karena tanah ini sangat dipengaruhi oleh iklim daerah. Dengan demikian perbedaan daerah memungkinkan adanya perbedaan kandungan unsur-unsurnya. Tanah ini cocok untuk menanam padi, palawija, dan berbagai jenis rumput yang sengaja ditanam (seperti rumput gajah untuk pakan ternak). Wilayah Sumatera, Jawa, dan Papua merupakan pemilik terbesar jenis tanah ini di Indonesia.
5. Tanah Podsolik Merah Kuning
Negara ini sering disebut dengan PMK. Curah hujan yang tinggi dan suhu wilayah yang rendah kemungkinan akan membentuk struktur tanah PMK. Sesuai dengan namanya, tanah ini berwarna merah hingga kuning yang artinya kurang subur karena pencucian. Meski memiliki nilai pH yang rendah, ternyata tanah ini merupakan jenis tanah yang baik untuk tanaman di sawah (tanaman yang membutuhkan banyak air).
6. Tanah Laterit
Tidak jauh berbeda dengan PMK, tanah laterit ini memiliki suhu yang jauh lebih tinggi dari PMK. Tanah ini berasal dari tanah yang subur dan kaya akan unsur hara namun hilang karena larut oleh air hujan. Ini memiliki nutrisi yang sangat minim. Namun meskipun tanah ini subur kemudian menjadi tandus karena curah hujan yang melimpah, khususnya masih tergolong subur karena sangat cocok untuk perkebunan jambu mete dan kelapa. Kita akan menemukan banyak di sebagian Jawa, Kalimantan dan Sulawesi.
7. Tanah Litosol
Meskipun bukan bagian dari tanah regosol, namun masih dapat dikatakan bahwa tanah litosol ini masih berkerabat dengan tanah regosol. Karena keduanya termasuk dalam ordo terestrial Entisol. Keduanya dihasilkan oleh aktivitas gunung berapi. Lithosol, bagaimanapun, memiliki struktur yang luas dan kandungan nutrisi yang rendah. Padahal tanah ini masih subur untuk ditanami tanaman palawija.
8. Tanah Rendzina
Namanya cukup unik dan menarik dibanding yang lain. Meskipun terdiri dari basal, batu kapur dan granit. Namun, teksturnya lembut dan mampu mengikat air. Tanah Rendzina mengandung sedikit nutrisi dan memiliki pH tinggi. Sangat cocok untuk ditanami tanaman sekunder. Keberadaannya tersebar luas di Maluku, Papua, Aceh dan Sulawesi.
9. Tanah Meditaeran
Tanah ini mudah ditemukan di daerah beriklim lembab. Ini terdiri dari batu kapur yang mengandung banyak karbonat. Ternyata tanah Mediterania memiliki banyak kandungan air, Al, Fe dan bahan organik lainnya. Jadi tanah ini cocok untuk persawahan. Keberadaannya tersebar luas di Jawa, Sulawesi, Sumatera dan Nusa Tenggara.
Akhir Kata
Ada 9 Tanah Yang Paling Bagus Untuk Pertumbuhan Tanaman. Keanekaragaman tanaman, jenis akar tanaman, kebutuhan tanaman dan lingkungan hidup yang disukai tanaman memungkinkan untuk menanam tanah yang berbeda dengan tanaman yang berbeda. Seperti pada tanah liat yang cocok untuk padi, tergolong subur. Namun menjadi seperti tanah tandus jika kita menanam tanaman yang tidak terlalu membutuhkan banyak air.
Karena bukan hanya risiko atau akibat kekurangan air tanaman yang bisa terjadi, kandungan air yang berlebihan di dalam tanah bisa menimbulkan risiko bagi beberapa tanaman yang tidak menyukai tanah berair. Jadi hal terpenting dalam memilih jenis Tanah Yang Paling Bagus Untuk Pertumbuhan Tanaman, hal pertama yang perlu kita perhatikan adalah kelompok tanaman mana yang harus kita tanam? tanaman apa yang dia suka, apakah dia suka air atau tidak, dan sebagainya. Jadi kami menemukan tempat yang cocok. Karena tidak semua tanah yang kita anggap subur akan menyuburkan berbagai jenis tanaman.